Penalaran
Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah suatu proses berpikir yang
menghubungkan fakta – fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan yang
logis. Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai fakta –
fakta yang polos, tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta – fakta
yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Sebagai mahasiswa, kita
dituntut untuk mepunyai penalaran yang sangat peka terhadap setiap mata
kuliah maupun keadaan yang terjadi disekitarnya. Sedangkan dalam buku
Cermat Berbahasa Indonesia karangan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai,
penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
simpulan. Secara umum penalaran dapat diartikan sebagai proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat
atau term-term yang membentuk kalimat. Namun, dalam permasalahan kali
ini, proposisi memiliki pengertian penyataan yang dapat dibuktikan benar
atau salahnya.
Inferensi dan Implikasi
Inferensi adalah proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang
diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan
informasi yang tersedia. Sedangkan implikasi adalah merupakan akibatnya.
Wujud Evidensi
Semua fakta yang ada, dan dapat dihubung-hubungkan untuk membuktikan
suatu kejadian. Evidensi juga sering disebut sebangai bukti empiris.
Cara Menguji Data
Data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.
Beberapa cara yang digunakan untuk pengujian data :
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autorisasi
Cara Menguji Fakta
Fakta adalah data yang terbukti dan telah menjdi suatu kenyataan.
Cara menguji apakah data yang di dapat merupakan fakta, maka harus
diadakan penilaian. Dari penilaian tersebut maka dapat dilanjutkan lagi
dengan menggunakan fakta tersebut sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil.
Cara Menilai Autorisasi
Untuk menilai suatu autoritas, dapat memilih beberapa pokok berikut :
a. Tidak Mengandung Prasangka
b. Pengalam dan Pendidikan Autoritas
c. Kemashuran dan Presite
d. Khorensi Dengan Kemajuan
Sumber :
Seri Diktat Kuliah Bahasa Indonesia, Tri Wahyu R.N.
Argumentasi dan Narasi, Gorys Keraf
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu
induktif dan
deduktif.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan, tembaga memuai.
- Jika dipanaskan, emas memuai.
- Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
- Jika ada udara, manusia akan hidup.
- Jika ada udara, hewan akan hidup.
- Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://mizan92.wordpress.com/2013/03/26/tugas-b-indo-2-chapter-1/